Ternyata menurut survey di jepang, barang yg paling sering dilupakan di "densha" yg artinya kereta listrik ini, adalah p-a-y-u-n-g. Ada yg sering ketinggalan payung di bus apa di kelas gitu?
biasanya kemana tuh payung? bisa jadi diambil orang, bisa jadi masih tetep di kelas, tapi kalo ketinggalan di bus, pasti gak balik lagi. yaaa sekedar payung ini (pasti pada mikirnya begitu)
Apalagi cuman gara2 payung, masa nyari2 bus itu lagi, gak mungkin dong ya.
Ternyata di jepang, ada cara khusus untuk mengelola barang ketinggalan ini.
Kabarnya di 1 hari hujan saja, bisa 3000 buah payung yang ketinggalan di kota2 besar Jepang.
(orang Jepang apa sifatnya pelupa ya? :p)
Kebayang dong payung yg terkumpul dalam setahun. Pengelola densha sampe kewalahan mengurus payung2 ini. Nah dalam periode2 tertentu payung2 tersebut dikumpul dan kemudian dijual ke recycle shop (untung juga ya pengelola densha :p)
Dan kemudian payung tersebut dijual lagi di dept store ato toko2 recycle pada musim bazaar dan di jual murah. (tentu saja dengan status "payung bekas")
Lumayan loh bisa dapat payung yg lumayan bagus dengan harga terjangkau.
Sebenarnya payung di Jepang bisa didapati dengan harga 100 yen saja di 100yen shop. Tapi ya itu, kualitasnya bisa dibayangkan. (100 yen = 8000 rupiah)
Kalo mau beli payung di dept store, minimal elo mesti ngantongin 1000yen deh. Mahal khan.
Mendingan beli pas bazaar aja, beli payung bekas. Toh kualitasnya masih bagus hehehe
No comments:
Post a Comment